Rabu, 24 November 2010

Menyoal Visi Misi Pilkada


Menyoal Visi Misi Kandidat Bupati dan Wakil Bupati

                Perhelatan PILKADA  di Kabupaten Karawang telah membuat atmosfir  politik semakin menghangat, visi dan misi yang disampaikan oleh para kandidat bupati dan wakilnya membuat  sebagian masyarakat berasumsi beragam, ada yang cendrung optimis, apatis bahkan ada yang pesimis.
                Saya selaku masyarakat pemilih biasa justru tidak terlalu tertarik dengan  visi misi yang mereka sampaikan.  Menurut hemat saya semua visi maupun misi  itu semua  cendrung hanya retorika politik yang berusaha untuk mempengaruhi masyarakat pemilih.  Akan tetapi bukan berarti saya tidak yakin dengan program yang mereka tawarkan, saya akui program tersebut masih realistis dan masih bisa mereka laksanakan, karena  kesemuanya masih mengacu pada kemampuan anggaran  yang ada, dengan kata lain masih bisa tercover oleh dana APBD yang konon berjumlah 1,8 trilyun rupiah.
                Sebetulnya yang sangat saya ingin dengar   dari kesemua kandidat adalah  komitment mereka dalam melawan dan memberantas korupsi dan sejenisnya dan bersumpah di depan masyarakat pemilihnya melawan serta tiak akan melakukan praktek korupsi sekecil apapun.  Karena  komponen itulah yang telah  membuat rakyat ini miskin, karena itulah rakayat menjadi  sengsara dan menderita dan karena itu pula yang membuat kredibilitas pemerintah menurun di mata rakyatnya.
                Yang tidak kalah pentingnya adalah program-program yang  mampu mendongkrak peningkatan indek pembangunan manusia  (human development index).  Kita ambil contoh, mereka menjanjikan pemberian gaji kepada BPD dan LPM, menurut saya program  yang satu ini perlu mendapat pengkajian lebih cermat lagi, karena tidak ada korelasinya dengan peningkatan IPM yang menjadi tolak ukur pembangunan.  Mohon maaf kalau saya cendrung berpendapat kedua lembaga ini belum menunjukan kinerja yang diharapkan.  Bahkan cendeung hanya lembaga pelengkap yang masih membutuhkan  pemahaman yang lebih dalam mengenai TUPOKSI nya masing-masing, sebaiknya para pengambil keputusan harus bisa  menganalisa lebih dalam.
                Efisiensi anggaran dan kontroling aplikasi anggaran juga harus menjadi  program yang serius yang sejatinya harus menjadi visi mereka, bukan hanya program-program yang bersifat obral janji dan obral anggaran, karena kami hanya minta bukti bukan hanya janji.  Terima kasih….!!!!!


Senin, 15 November 2010

Jendral Beasar Gayus Tambunan

Nila setitik  merusak air sebelanga, demikian kata pepatah yang mengibaratkan rusaknya moral pada penegak hukum kita, ketika melihat tayangan televisi yang memberitakan tentang ulah seorang Gayus Tambunan yang memperdaya Polisi Rutan Mako Brimob Jakarta.
Rasa miris yang ada dalam hati ini, apa jadinya pabila seorang yang terkena jerat hukum tapi ternyata hukum tersebut dibuat tak berdaya oleh sejumlah uang.  Memang uang adalah segala-galanya di negeri ini, lihat saja polisi, jaksa bahkan hakim sendiri di buat mainan oleh liciknya seorang Gayus.
Sungguh suatu yang sangat mengerikan dan sangat memalukan, menyebalkan.....




Ada seorang pengamat menunjukan kegeramannya, supaya para polisi termasuk si Gayus di buang ke Laut, menurut saya ga perlu di buang kelaut, karena akan menambah kotor laut kita, sebaiknya manusia-manusia itu dijadikan santapan buaya supaya tidak terlihat bangkainya, karena merekalah yang membuat kita susah, yang membuat rakyat melarat dan yang memuat negara jadi tak berwibawa dimmata dunia.

Sabtu, 13 November 2010

NEGERI IMPIAN

Negeri ini mempunyai tanah yang subur, iklim yang sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman, sungguh suatu Negeri Impian bagi siapapun.
          Letak geograpis yang sangat strategis, dipersimpangan dua benua dan dua samudra, merupkan aset yang sangat berharga.
          Tapi benarkah yang saya bayangkan itu .....?



Lihatlah pertumbuhan padi yang sangat mengesankan, bulirnya bernas, daunnya sehat dan subur....., sangat luar biasa.